Selasa, 14 Januari 2014

JARINGAN PADA TUMBUHAN


1.   Defenisi berbagai jaringan pada tumbuhan
Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal, struktur dan fungsi yang sama.

Jaringan pada tumbuhan terbagi atas 2 bagian besar yaitu :
a)      Jaringan meristem, merupakan jaringan yang sel penyusunnya bersifat embrional/terus-menerus membelah.
b)      Jaringan dewasa, merupakan jaringan yang terbentuk dari hasil diferensiasi dan spesialisasi sel-sel jaringan meristem atau jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Pada jaringan dewasa penyusunan organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain :
1)      Jaringan pelindung / epidermis, yaitu lapisan sel yang berada paling luar pada permukaan organ-organ tumbuhan seperti akar, batang, daun bunga, buah, dan biji.
2)      Jaringan dasar/ parenkima, yaitu suatu jaringan yang terbetuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi.
3)      Jaringan penyokong / penguat / mekanik, yaitu jaringan yang memberikan kekuatan bagi tumbuhan. Jaringan ini terdiri atas 2 bagian yaitu jaringan kolenkim yang terdiri dari sel-sel hidup dan dindingnya mengalami penebalan selulosa, serta jaringan skelenkim yang tersusun dari sel-sel mati dan seluruh bagian dindingnya mengalami penebalan sehingga memiliki sifat kuat.
4)      Jaringan pengangkut/ vaskuler, yakni terdiri dari xylem dan floem. Xylem berfungsi mengangkut air dan zat terlarut dari akar keseluruh tubuh tumbuhan sedangkan floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh tubuh tumbuhan.
5)      Jaringan sekretoris, yaitu jaringan yang disebut juga kelenjar internal. Hal ini karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar dari tubuh.
6)      Jaringan gabus, dibentuk oleh cambium gabus / felogen. Felogen adalah cambium yang terletak dibawah epidermis batang dan akar yang tua.

2. jaringan dan fungsi berbagai jaringan pada tumbuhan

a)   Jaringan meristem

Jaringan meristem adalah jaringan yang penyusunnya bersifat embrional yang artinya ia terus menerus membelah untuk menambah jumlah sel tubuhnya. Jaringan meristem memiliki sifat dinding sel tipis karena masih muda. Meristem terjadi pada ujung akar dan ujung batang. Bentuk sel meristem umumnya sama kesegala arah.
Berdasarkan letak / posisi, meristem dibedakan menjadi :
1.       Meristem apical                : terjadi pada ujung  akar dan batang
2.       Meristem interkalar        : terjadi diantara uung akakr dan batang
3.       Meristem lateral              : terjadi disamping hanya pada tumbuhan dikotil.

Berdasarkan asal- usul nya, meristem dibedakan menjadi :

1.       Meristem primer             : merupakan pemanjangan dan pembelahan sel. Meristem primer menyebabkan akar dan batang bertambah panjang yang membuat tumbuhan bertambah tinggi.
2.       Meristem sekunder        : merupakan jaringan yang terjadi pada cambium dan telah mengalami diferensiasi dan spesialisasi. Contoh : kambium gabus dan kambium.

b)   Jaringan dewasa atau permanen

Jaringan dewasa merupakan jaringan yang sudah mengalami diferensiasi. Jaringan ini umumnya sudah tidak mengalami pertumbuhan atau sementara berhenti pertumbuhannya. Jaringan dewasa disebut juga jaringan permanen yaitu jaringan yang telah mengalami diferensiasi yang sifatnya tidak dapat balik (irreversibel). Jaringan dewasa meliputi :





v  Epidermis



1.      Jaringan epidermis daun

Jaringan epidermis daun terdapat pada permukaan atas dan bawah daun. Jaringan ini tidak berklorofil kecuali pada sel penjaga stomata. Stomata merupakan suatu celah pada epidermis yang dibatasi oleh sel penjaga. Sel penjaga dikelilingi oleh sel-sel yang bentuknya sama atau berbeda dengan sel-sel epidermis lainnya, disebut juga sel tetangga.
2.       Jaringan epidermis batang
Jaringan ini ada yang mengalami modifikasi membentuk lapisan tebal yang dikenal sebagai kutikula, yang membentuk bulu sebagai alat perlindungan. Kutikula adalah lapisan bukan sel, yang berada diatas lapisan epidermis, dapat berupa permukaan yang halus dan kasar.


3.       Jaringan epidermis akar

Jaringan epidermis akar berfungsi sebagai pelindung dan tempat terjadinya difusi dan osmosis. Epidermis akar sebagian bermodifikasi membentuk tonjolan yang disebut rambut akar.

v  Jaringan gabus
Jaringan gabus atau periderma adalah jaringan pelindung yang dibentuk untuk menggantikan epidermis batang dan akar yang telah menebal akibat pertumbuhan sekunder.strukturnya terdiri dari felogen ( cambium gabus ) yang akan membentuk felem ( gabus ) kea rah luar dan feloderma kea rah dalam. Felogen dapat dihasilkan oleh epidermis, parenkim dibawah epidermis. Jaringan gabus berfungsi sebagai pelindung tumbuhan dari kehilangan air.

v  Jaringan dasar ( parenkima )



Jaringan parenkima merupakan suatu jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup. Disebut jaringan dasar karena dijumpai hamper disetiap bagian tumbuhan. Parenkima yang memiliki kloroplas disebut klorenkima.
Fungsi utamanya :
*      Proses pembentukan jaringan pada cambium
*      Menghasilkan makanan
*      Melakukan proses fotosintesis
*      Mengangkut makanan
*      Penyimpan cadangan makanan pada buah dan biji.






v  Jaringan penguat ( penyokong )


Merupakan jaringan yang menguatkan tumbuhan. Ada 2 macam jaringan penguat yaitu :

1.       Jaringan kolenkim
Sel kolenkim merupakan sel hidup dan mengandung kloroplas. Dindingnya mengalami penebalan yang tidak merata.
Fungsi : sebagai penyokong pada bagian tumbuhan muda yang sedang tumbuh dan pada tumbuhan herba.
2.       Jaringan sklerenkima
Jaringan ini erdiri dari sel-sel mati. Dinding selnya sangat tebal, kuat dan mengandung lignin. Dinding sel mempunyai penebalan primer lalu penebalan sekunder oleh zat lignin. Menurut bentuknya skerenkima di bagi menjadi 2 yaitu :
Ø  Serabut        : bentuknya seperti benang panjang
Ø  Sklereid        : disebut juga sel batu karena dindingnya keras. Skeleid seringkali merupakan suatu lapisan yang turut menyusun kulit biji.
Fungsi utama jaringan sklerenkima adalah untuk menguatkan bagian tumbuhan yang sudah dewasa, melindungi bagian-bagian lunak yang lebih dalam.
                                          
v  Jaringan pengangkut
    Jaringan pengangkut, jaringan pertama adalah xilem (pembuluh kayu: sel mati, dinding berlignin), tersusun atas trakea, trakeid, serat, dan parenkim xilem, berfungsi mengangkut air dan garam mineral dar akar ke daun. Jaringan kedua ialah floem (pembuluh tapis dengan sel pengiring = companion cell), berfungsi sebagai pengangkut hasil asimilasi dari daun ke seluruh organ tubuh yang lain. Floem tersusun atas: pembuluh tapis, sel tapis, serat floem, parenkim floem serta sel pengiring.
  

          Jaringan xilem dan floem membentuk satu kesatuan fisiologis. Pada umumnya, xilem dan floem berdekatan letaknya dan dapat dengan mudah dibedakan dari bagian yang lain. Kedua jaringan kompleks tersebut membentuk jaringan pengangkut.


 
         3. Organ pada tumbuhan

       Tubuh tumbuhan terdiri dari akar dan tajuk yang dihubungkan secara kontinyu oleh jaringan pembuluh.  Akar berfungsi sebagai penopang berdirinya tumbuhan, pengabsorbsi air dan mineral, serta tempat menyimpan cadangan makanan. Tajuk terdiri dari batang dan daun, serta bunga (bunga merupakan adaptasi untuk reproduksi tumbuhan angiospemae). Batang adalah bagian tumbuhan yang terdapat di atas tanah, mendukung daun-daun dan bunga. Pada pohon, batang meliputi batang pokok dan semua cabang-cabang, termasuk ranting-ranting yang kecil. Batang mempunyai buku sebagai tempat melekatnya daun, juga mempunyai ruas yang terdapat di antara dua buku. Daun merupakan tempat utama berlangsungnya proses fotosintesis, terdiri dari helai daun yang melebar (lamina) dan tangkai daun (petiol) yang menghubungkan helai daun dengan batang. Pada ujung batang terdapat tunas yang belum berkembang, disebut tunas ujung (tunas apikal). Pada ketiak daun terdapat tunas lateral yang nantinya dapat tumbuh membentuk cabang atau bunga.
                                                   Gambar 8.11. Tubuh tumbuhan (dikotil) (Campbell, 2006).
Sistem jaringan penyusun tubuh tumbuhan ada 3 yaitu  Akar, batang, dan daun tersusun atas tiga sistem jaringan, yaitu epidermis, sistem berkas pembuluh, dan sistem jaringan dasar.Epidermis berfungsi melindungi akar, batang, dan daun yang masih muda dari kerusakan fisik atau infeksi patogen. Dijumpai senyawa lilin, disebut kutikula, berfungsi untuk melindungi tumbuhan dari proses kehilangan air (pada tumbuhan yang hidup di habitat kering. Sistem jaringan pembuluh (xilem&floem) berperan dalam transport air dan garam mineral serta hasil fotosintesis. Sistem jaringan dasar, mengisi daerah di antara
sistem epidermis dan sistem pembuluh, memiliki fungsi sebagai tempat berlangsungnya fotosintesis, tempat cadangan makanan, sebagai penguat atau penyokong tubuh tumbuhan, terutama tersusun dari parenkim, tetapi terdapat juga kolenkim dan sklerenkim.
    
v  Struktur akar tumbuhan monokotil dan dikotil


    Akar tumbuhan tersusun dari berbagai macam jaringan, berkembang dari jaringan meristem yang terdapat di ujung akar. Letak jaringan tersebut tidak tepat di ujung, melainkan sedikit agak ke belakang dari bagian ujung. Letak yang demikian memungkinkan akar membentuk sel-sel baru untuk memperpanjang sumbu akar dan selsel yang akan menjadi tudung akar. Bagian tersebut berfungsi sebagai organ yang melindungi bagian meristem, melumasi akar utuk
mengurangi gesekan antara ujung akar dan partikel tanah, serta mengatur pertumbuhan bagian-bagian akar yang lain.
     Di belakang tudung akar, sepanjang lebih kurang 1 cm terdapat bagian akar dengan permukaan yang halus. Daerah itu dikenal sebagai daerah perpanjangan. Sel-sel hasil pembelahan jaringan meristem tumbuh dengan cepat dan menghasilkan perpanjangan akar. Satu atau beberapa sentimeter dari titik tempat perpanjangan berhenti terdapat rambut-rambut halus yang menutupi permukaan akar. Bagian itu disebut rambut akar. Di belakang daerah rambut akar
merupakan tempat timbulnya akar lateral.
Ø  Susunan akar tumbuhan dikotil
               
a.       Epidermis
  
  Epidermis tersusun dari selapis selapis yang tersusun rapat, menutupi permukaan akar. Air dan unsur garam (mineral) diserap oleh akar dari tanah melalui sel-sel epidermis. Beberapa sel epidermis tumbuh menjulur membentuk rambut akar. Keberadaan rambut-rambut akar akan memperluas bidang permukaan sehingga
penyerapan menjadi lebih efektif.
      
b.      Korteks
  
   Di sebelah dalam epidermis, terdapat sistem jaringan dasar yang membentuk korteks akar, parenkim sebagai komponen utamanya. Sel-sel parenkim korteks susunannya longgar sehingga membentuk ruang-ruang antar sel. Cadangan makanan berupa pati biasanya ditimbun pada korteks akar.
            Satu atau beberapa lapisan sel korteks di bawah epidermis memiliki dinding sel yang dilapisi suberin, sejenis karbohidrat yang menyebabkan bagian tersebut tampak berbeda dengan bagian korteks yang lain. Bagian korteks itu disebut eksodermis. Lapisan selsel korteks yang paling dalam tersusun rapat tanpa ruang antarsel dan terdiri atas sel-sel berbentuk kotak. Lapisan sel itu disebut endodermis. Sel-sel endodermis mengalami penebalan suberin pada dinding-dinding radial dan vertikalnya sehingga membentuk semacam pita. Pita itu disebut pita Caspary, sesuai dengan nama penemunya, Caspary. Pita Caspary memiliki fungsi penting sebagai penghalang masuknya air serta mineral terlarut melalui jalur ekstraseluler, menentukan jenis-jenis mineral apa saja yang dapat memasuki xilem akar. Beberapa sel endodermis tetap berdinding tipis, disebut sel peresap
Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992  Gambar 8.12. Penampang melintang akar dikotil.



c.       Stele
 
   Silinder pusat tersusun dari perisikel dan ikatan pembuluh. Perisikel terdapat di sebelah dalam endodermis. Perisikel tersusun dari sel-sel parenkim. Pada bagian inilah tumbuh akar lateral. Ikatanpembuluh tersusun dari xilem dan floem yang berselang-seling pada bidang radial. Dalam penampang melintang tampak xilem mengelompok di tengah dan membentuk Gambaran seperti bintang. Floem tampak sebagai jalur-jalur di antara lengan-lengan bintang xilem. Antara xilem dan floem dipisahkan oleh sederetan parenkim yang dikenal sebagai parenkim penghubung. Susunan akar tumbuhan monokotil
    
  Pada dasarnya, susunan jaringan pada akar tumbuhan monokotil adalah sama dengan akar tumbuhan dikotil. Beberapa perbedaan yang tampak, antara lain:

 Endodermis,  sering membentuk dinding sekunder tebal sehingga mudah dikenali pada penampang melintang akar .Pertumbuhan xilem tidak berbentuk bintang, melainkan terpisah satu sama lainnya. Ditengah silinder pembuluh terbentuk empulur yang berisi sel-sel parenkim.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/7/72/Dengar.jpg



         Sumber: Biology of Plants 5th edition, 1992 Gambar 8.13. Penampang melintang akar monokotil (Zea mays).

v  Struktur batang tumbuhan dikotil dan monokotil
  
                Batang merupakan suatu organ tumbuhan yang tersusun dari berbagai macam jaringan. Tumbuhan jarak pagar (Jatropa curcas) sebagai contoh tumbuhan dikotil dan batang jagung (Zea mays) sebagai contoh tumbuhan monokotil. Susunan batang tumbuhan dikotil Bagian terluar batang dikotil berupa selapis sel-sel yang tersusun rapat dan tertutup kutikula. Lapisan sel itu disebut epidermis. Pada beberapa tempat jaringan tersebut robek dan membentuk lubang yang disebut lentisel.
     Di sebelah dalam lentisel terdapat ruang udara yang berhubungan langsung dengan sistem ruang udara antar sel parenkim. Di sebelah dalam epidemis terdapat korteks yang dapat dibedakan sebagai berikut:
               
a.       korteks luar
terdiri atas jaringan parenkim dan kolenkim. Pada beberapa tempat bagian tersebut tidak ada, tetapi pada  bagian lain tampak selapis sel-sel parenkim yang berhubungan erat dengan kolenkim dan berselang-seling atau saling  berdesakan antara keduanya.
       
b.      Korteks dalam
terdiri atas jaringan parenkim longgar dengan ruang antar sel yang jelas berhubungan dengan ruang  udara di bawah lentisel.
           Sel-sel kolenkim banyak mengandung klorofil yang memberi warna hijau pada batang, terutama batang yang masih muda. Bagian terdalam korteks sering mengandung banyak pati sehingga mudah dikenali, disebut seludang pati. Dinding radial dan melintang dari bagian tersebut saling menempel erat sehingga tidak dijumpai ruang antar sel yang menghubungkannya dengan bagian lain dari korteks
      Sebelah dalam dari korteks adalah silinder pusat (stele). Pada bagian tersebut terdapat ikatan pembuluh dengan susunan yang bervariasi, bergantung pada jenis tumbuhannya. Pada tumbuhan jarak, ikatan pembuluhnya bertipe kolateral, xilem di dalam dan floem diluar. Diantara xilem dan floem terdapat meristem yang dikenal dengan kambium. Dengan adanya kambium maka batang tumbuhan dikotil dapat melakukan penebalan sekunder. Akibat pertumbuhan tersebut maka struktur batang dikotil dewasa berbeda dengan struktur batang yang muda.  Bagian paling dalam merupakan bagian pusat yang tersusun dari jaringan parenkim yang susunannya longgar. Bagian itu disebut empulur. Pada beberapa jenis tumbuhan, perpanjangan batang (pertumbuhan primer) menyebabkan robeknya empulur, sehingga empulur tersebut berlubang.
Gambar 8.14 penampang melintang tumbuhan dikotil (Cecie, 1996).

        Susunan batang tumbuhan monokotil Pada bagian terluar batang tumbuhan monokotil terdapat epidermis dengan stomata. Di bawah epidermis, terdapat satu atau beberapa lapis sel-sel serat yang menyusun korteks. Bagian itu tidak dapat dibedakan secara jelas dengan bagian empulur. Selain itu, ikatan pembuluh pada tumbuhan monokotil tersebar dalam empulur. Jumlah ikatan pembuluh dapat mencapai 200 buah dengan susunan kolateral. Pada daerah korteks inilah terdapat kambium sehingga batang tumbuhan tersebut mampu melakukan pertumbuhan menebal sekunder.


v  Struktur daun tumbuhan dikotil dan monokotil
    
   Susunan daun tumbuhan dikotil Epidermis menutupi permukaan atas dan permukaan bawah daun yang dilanjutkan dengan epidermis batang. Pada beberapa jenis tumbuhan dikotil, misalnya oleander (Nerium oleander) mempunyai
epidermis atas yang berlapis-lapis. Akan tetapi, ciri khas epidermis hanya lapisan terluarnya saja dan lapisan-lapisan sel di bawahnya berfungsi menampung air. Adanya lapisan lemak (kutin) pada sel-sel epidermis menimbulkan terbentuknya lapisan nonseluler yang tebal, yang disebut lapisan kutikula. Lapisan tersebut dapat mempertahankan kekakuan daun, selain melindungi daun dari penguapan yang berlebihan.
       Mesofil merupakan daerah utama untuk berlangsungnya proses fotosintesis. Bagian tersebut tersusun dari jaringan parenkim longgar dan berklorofil. Umumnya dibedakan atas dua bagian, yaitu jaringan tiang (palisade) dan jaringan bunga karang (spons).
           Jaringan tiang umumnya terdiri atas selapis sel, tetapi pada beberapa tumbuhan dikotil seperti bunga soka (Ixora sp.) memiliki beberapa lapis sel. Pada umumnya, jaringan tiang terdapat pada permukaan atas daun, seperti pada daun Nerium oleander, tetapi ada kalanya jaringan tersebut ditemukan pada kedua permukaan daun, seperti pada daun kayu putih (Eucalyptus sp.).
         Posisi jaringan tiang adalah tegak lurus dengan permukaan daun dan sel-sel penyusunnya penuh dengan kloroplas. Tidak ada bagian lain dari tubuh tumbuhan yang mengandung kloroplas sebanyak yang terdapat pada sel-sel jaringan tersebut.Lapisan bunga karang terdiri atas sel-sel yang tersusun lepas,umumnya bercabang tidak beraturan dan saling berhubungan di ujung-ujung percabangan. Dengan susunan demikian menimbulkan Gambaran seperti bunga karang dengan sistem rongga antarsel yang intensif. Kloroplas yang dikandung tidak sebanyak yang terdapat pada sel-sel jaringan tiang.
       Sistem pembuluh pada daun membentuk sistem percabangan jala yang kompleks pada bagian mesofil, tepatnya pada tempat-tempat pertemuan antara jaringan tiang dengan jaringan bunga karang. Masuknya jalur yang lebih besar menyebabkan mesofil menonjol keluar, terutama di permukaan bawah membentuk venasi daun (pertulangan daun).

                 





  Susunan daun tumbuhan monokotil

      Pada umumnya, daun tumbuhan monokotil tersusun dari satu lapis sel yang terdapat di permukaan bawah daun. Pada tempat -tempat tertentu di temukan stomata. Selain itu, pada daun tumbuhan monokotil khususnya Graminae (rumput-rumputan) terdapat sekumpulan sel-sel epidemis yang susunannya seperti kipas, disebut sel bulliform.
http://www.crayonpedia.org/wiki/images/d/da/Deg.jpg
          Sumber: Biology of Plants 5th edition tahun 1992 Gambar 8.16. Penampang melintang daun monokotil.
    
             Kelompok sel-sel ini tidak mempunyai lapisan kutikula sehingga dindingnya tipis. Sel-sel itulah yang berperan dalam penggulungan daun tumbuhan monokotil pada waktu udara kering.
     Jaringan mesofil pada tumbuhan monokotil tidak berkembang sempurna seperti pada tumbuhan dikotil. Pada kebanyakan tumbuhan monokotil, venasi membentuk pertulangan sejajar. Pertulangan daun terpecah pada dasar daun atau sepanjang ibu tulang daun dan akhirnya bertemu lagi di ujung daun.


  4. Membandingkan struktur akar dan batang tumbuhan dikotil dan    monokotil

a.       Struktur akar

Monokotil
Dikotil
·         Batas antara ujung akar dan kaliptra jelas.
·         Perisikel terdiri dari beberapa lapis sel berdinding tebal
·         Letak berkas pengangkut antara xylem dan floem pada akar tua tetap berseling-seling
·         Mempunyai empulur
·         Perisikel hanya membentuk cabang akar
·         Tidak mempunyai cambium
·         Mempunyai lengan protoxilem
·         Batas antara ujung  akar dan kaliptra jelas.
·         Perisikel terdiri dari 1 lapis sel berdinding tebal
·         Letak berkas pengangkut pada akar sekunder bersifat kolateral, xylem didlam dan floem diluar
·         Mempunyai empulur sempit atau tidak mempunyai empulur
·         Perisikel membentuk cabang akar dari meristem sekunder seperi cambium dan cambium gabus
·         Cambium tampak sebagai meristem sekunder
·         Jumlah lengan protoxilem antara 2 sampai 6, jarang lebih


b.      Struktur batang
Monokotil
Dikotil
·         Batang bercabang-cabang
·         Pembuluh angkut teratur dalam susunan lingkaran
·         Mempunyai cambium vascular
·         Tidak mempunyai meristem interkalar
·         Jari-jari empulur berupa deretan parenkima diantara berkas pengangkut
·         Dapat dibedakan antara daerah korteks dan empulur
·         Batang tidak bercababg-cabang
·         Pembuluh angkut tersebar
·         Tidak punya cambium vaskuler
·         Mempunyai meristem interkalar
·         Tidak punya cambium vaskuler
·         Tidak dapat dibedakan antara daerah korteks dengan empulur

5. Jenis-jenis penyakit  yang menyerang tumbuhan

a.       Akar
Sebagian besar jenis penyakit tanaman memang disebabkan oleh hama dan jamur. Hama yamh menyerang juga bermacam-macam tergantung habitat tumbuhan tersebut. Tanaman yang tumbuh di tempat yang lembab akan terserang hama pada akar atau pangkat tanaman.

b.      Daun
Ada beberapa penyakit yang menyerang daun tanaman, antara lain :
*      Bercak  daun, disebabkan oleh jamur. Daun yang sudah terinfeksi jamur, akan timbul bercak pada permukaan daun. Bercak ini lama-lama akan menyebabkan daun busuk. Untuk agar daun yang lainnya tidak ikut terinfeksi jamur. Selain itu, dengan menyemprotkan pupuk yang memiliki kadar kalsium yang tinggi.
*      Karat daun, sering ditemukan pada tanaman kopi. Penyakit ini disebabkan oleh jamur Hemileila vastatrix. Gejalanya yaitu sering muncul bercak kuning pada bagian bawah daun kemudian akan berwarna cokelat, orange, dan jingga. Lalu secara alami daun-daun tersebut akan gugur dan menyebabkan kopi gundul secara perlahan-lahan.
*      Antraksona, disebabkan oleh jamur Colletotrichoun, yang menyebabkan bintik hitam pada permukaan daun, kemudian akan menjadi merah jambu hingga daun tersebut mati dan berguguran.
*      Leaves scald, penyakit yanh disebabkan oleh jamur Rhynchosporium dan sering menyerang tumbuhan bakau, padi, daun-daun tua maupun pada pinggiran dan bagian helai daun lainnya. Penyakit ini membuat daun seperti terbakar dan berwarna kecoklatan. Cara penanggulangannya yaitu dengan cara menambah jarak tanaman dan mengurangi penggunaan urea.
*      Layu dan kekuningan, disebabkan oleh jamur Fusarium sp, yang menyebabkan pucatnya tulang daun, warna daun yang menguning dan perlahan semua organ tanaman akan menjadi layu.
c.       Batang
Sebagai sumbu, pengantar energy yang masuk melalui akar dan daun serta sebagai penopang daun, maka ada beberapa penyakit yang menyerang batang, yaitu :

*      Fusarium, muncul pada permukaan tanah yang lembab. Tanah yang lembab menjadi tempat berkembangnya jamur Fusarium oxyporiom, yang akan menyebabkan cokelat  keabu-abuan, batang busuk dan mati. Cara untuk mengatasinya yaitu dengan cara mengganti media tanah.
*      Penyakit upas, disebabkan oleh jamur Upasia salmonicolor yang menyerang cabang dan ranting tumbuhan. Awalnya akan nampak keperakan lalu menjadi merah  jambu.
*      Penggerek batang, disebabkan oleh Werwng dan biasa menyerang padi yang menyebabkan bulir-bulir padi yang tidak berisi


SELESAI